I. PENDAHULUAN
Jamaah Ikhwanul
Muslimin adalah salah satu jamaah dakwah
terbesar yang hingga kini terus melakukan pelbagai kegiatannya. Para
simpatisan, pendukung dan para kadernya tersebar di pelbagai wilayah di seluruh
dunia. Mereka melakukan kegiatan dakwahnya dengan berpedoman kepada pelbagai arahan dan pemikiran
yang dicetuskan oleh pemikir besar Ikhwan Al-Muslimin sekaligus pendirinya, Imam
Syahid Hasan Al-Banna.
Meskipun jamaah
ini lahir dalam kurun waktu yang cukup
lama, semangat perjuangannya hidup dan terus berkembang. Ada nilai-nilai
universal yang selalu diperjuangkannya, misalnya keterbukaan, keadilan, clean
government, dan sebagainya. Lebih khusus lagi
Ikhwan Al-Muslimin sejak semula
menggaungkan perjuangan nilai-nilai dakwah Islam, yang menjadi penting
untuk dikaji oleh masayarakat akademik dan pertubuhan
dakwah.
Dalam
prinsipnya, Ikhwan Al-Muslimin beranggapan bahawa Islam adalah sistem yang
menyeluruh yang menyentuh seluruh bidang dan sendi kehidupan. Ia adalah Negara
dan tanah air, pemerintah dan umat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan
sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan
pemikiran, sebagaimana ia adalah akidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak
kurang dan tidak lebih. Dalam
pernyataannya Imam Hasan Al-Banna menyebut istilah syamil (universal), kamil
(sempurna) dan mutakamil (integral), untuk Islam dan nilai yang diperjuangkan.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana biografi pendiri Ikhwanul
Muslimin?
B. Apa latar belakang berdirinya Ikhwanul
Muslimin?
C. Bagaimana periode perkembangan Ikhwanul
Muslimin?
D. Bagaimana pemikiran-pemikiran Ikhwanul
Muslimin?
E. Apakah tujuan dari Ikhwanul Muslimin?
F. Bagaimana Ikhwanul Muslimin di Indonesia?
III. PEMBAHASAN
A. Biografi pendiri Ikhwanul Muslimin
Hasan Al-Banna
lahir tahun 1906 di desa Mahmudiyah kawasan Buhairah Mesir. Pada usia 12 tahun,
Hasan al-Banna telah menghafal separuh isi Al-Qur’an. Ayahnya, Syekh Ahmad
Abdurrahman al-Banna adalah seorang ulama fiqih dan ahli hadits, terus
memberikan motivasi agar al-Banna melengkapi hafalannya. Akhirnya pada usia 14
tahun, Hasan al-Banna berhasil menghafal seluruh isi Al-Qur’an.[1]
Hasan Al-Banna
memulai pendidikannya di madrasah Al-Rasyad, pada madrasah tersebut beliau
bersahabat dengan Syaikh Zahran. Setelah selesai dari Madrasah tersebut, beliau
melanjutkan pada sekolah guru pertama di Damanhur dan Universitas Dar al-Ulum, Kairo. Pada tahun 1927, beliau
lulus dengan predikat cumlaude. Setelah lulus beliau diangkat sebagai seorang
guru di lingkungan pendidikan, kemudian ditempatkan di kota Ismailiyah. Di
samping menunaikan tugas mengajar beliau aktif berdakwah. Aktibitasnya dimulai
dari masjid ke masjid dan kedai-kedai kopi. Dengan kekarismatikan dan teknik
dakwah yang dapat menyentuh para audiens, semakin banyak orang yang beragama
Islam empati kepada beliau.[2]
Imam al-Banna
mengajukan manhaj dakwah yang menurutnya Islam itu sendiri. dalam bukunya
Risalah Baina al-Ams wal Yaun, ia menulis, “sejujurnya, Ikhwan sekalian, kita
harus ingat bahwa kita berdakwah dengan dakwah Allah Swt yang merupakan dakwah
yang paling mulia. Kita mengajak manusia untuk memegang pemikiran Islam, yang
merupakan pemikiran yang paling lurus. Dan kita mengajukan syari’at Al-qur’an
kepada manusia, yang merupakan syari’at yang paling adil.”[3]
Pemikiran Al
Banna dan dakwahnya adalah Islam. Tidak ada unsur selain islam. Dan ia tidak pernah
mencampuradukkan Islam dengan unsur lain sedikitpun, berupa agama, aliran atau
kepercayaan selain Islam. Imam al-Banna tidak membawa agama baru atau pemikiran
baru namun yang ia bawa adalah apa yang telah di sampaikan oleh Nabi Muhammad
saw,. Oleh karena itu, pemikiran Imama al-Banna menjadi istimewa dibandingkan
pemikiran yang lain.
Dalam masalah
Politik, Hasan al-Banna berpendapat, “Jika ada yang menyangka bahwa agama tidak
berkaitan dengan politik atau bahwa politik bukan bagian dari sasaran agama,
berarti orang itu telah medzalimi dirinya sendiri, dan medzalimi keilmuannya
terhadap Islam. Dan kita tidak mengatak bahwa dia mendzalimi Islam, karena
Islam adalah syari’at Allah yang tidak mengandung kebatilan dari dalamnya
maupun dari belakangnya. Alangkah indahnya perkataan Imam al-Ghazali ra,
“ketahuilah, syari’ah adalah dasar, dan raja adalah penjaganya. Sesuatu yang
tidak mempunyai dasar akan runtuh, dan sesuatu yang tidak ada penjaganya akan
hilang. Daulah Islam tidak akan berdiri kecuali berdasarkan asas dakwah,
sehingga dia menjadi agama risalah, bukan sekadar urusan administrasi, dan
tidak menjadi pemerintahan yang material, beku dan tuli, yang tidak mempunyai
ruh. Dan dakwah Islam pun tidak berdiri kecuali di bawah naungan penjagaan
negara, bantuan dan kekuatannya.”’[4]
Masa hidup
al-Banna tidak lama, yaitu hanya 43 tahun.
Ia dibunuh pada 12 Februari 1949 oleh polisi Mesir, atas perintah Raja
Farouk I. Kejadiannya, ketika ia berada
di dalam mobil untuk suatu keperluan (dakwah), beserta sahabatnya, Dr. Abdul
Karim Manshur. Kemudian tiba-tiba datang
beberapa polisi rahasia–beberapa waktu kemudian pengadilan mengganjar para
polisi itu dengan hukuman 25 tahun dan 15 tahun penjara—memberondong mobilnya
dengan peluru, setelah mematikan lampu di sekitar kota itu. Al-Banna saat itu masih sempat hidup dan
kemudian wafat di Rumah Sakit al-Qashr al Aini.[5]
Al-Banna memang
berhasil menuangkan pemikiran-pemikiran Ikhwan secara mudah, misalnya ketika ia
merumuskan tentang rukun baiat Al Ikhwan al Muslimun, al-Banna memaparkan
secara ringkas sepuluh perkara, yaitu: faham, ikhlash, amal, jihad, berkorban,
tetap pada pendirian, tulus, ukhuwah, dan percaya diri. Kemudian al-Banna mengatakan, ”Wahai
saudaraku yang sejati! Ini merupakan garis besar dakwah Anda. Anda dapat menyimpulkan prinsip-prinsip
tersebut menjadi lima kalimat, Allah Tujuan Kami, Rasulullah teladan kami,
Al-Qur`an Dustur Undang-undang Dasar Kami, Jihad Jalan Kami dan Mati Syahid
Cita-cita Kami yang Tertinggi” (Allahu Ghayatuna Ar Rasul Qudwatuna Al Quran
Dusturuna Al Jihadu Sabiluna Al Mautu fi sabilillah Asma Amanina)[6]
Lambang
Ikhwanul Muslimin adalah dua belah pedang menyilang melingkari al-Qur`an, ayat
al-Qur`an (wa’aiddu) dan tiga kata: haq (kebenaran),quwwah (kekuatan) dan
hurriyah (kemerdekaan).
B. Latar belakang berdirinya Ikhwanul
Muslimin
Setelah
runtuhnya khilafah Islamiyah di Turki yang di bubarkan oleh bapak sekuler Kamal
Atarturk pada tahun 1924 M. dunia Islam hidup dalam kegelapan bagaikan anak
ayam kehilangan induknya, maka bermunculan gerakan sekulerisme di setiap Negara
Islam bagaikan jamur di musim hujan, tiada yang dapat menghentikannya, maka
tampilah tokoh-tokoh masyarakat yang berkiblat ke barat.
Selepas Perang
Dunia Pertama, golongan yang berkiblat ke barat bergerak sangat aktif
mempromoikan pemahaman mereka di Mesir. Seiring dengan itu fahaman nasionalisme
di dunia Islam mencapai puncaknya. Sementara Pergerakan Emanspasi Wanita
semakin bertambah kuat, para wanita kelas atas Mesir memberontak; enggan
memakai purdah. Mereka justru memakai fashion ala Eropa, menghadiri temasya
sosial yang bercampur bebas antara lelaki dan perempuan, baik secara tertutup
ataupun terbuka. Mereka juga mendesak supaya wanita diberi hak yang setaraf
dengan lelaki.
Para ulama
tidak berdaya menahan serangan dari puak Modernis kecuali hanya sekedar
melabelkan murtad pada mereka. Keadaan ditambah parah dengan para ulama jahat
yang begitu mudah dipermainkan oleh pemerintah taghut. Kondisi seperti ini
telah mengenapkan kecelaruan sebahagian umat Islam dalam kejahiliahan. Ulama
Kairo saat itu jatuh ke lembah yang paling hina, kerena mereka menyetujui fatwa
yang diberi oleh Rektor Universiti al Azhar bahwa Presiden Faruk layak untuk
memerintah dan digelar Khalifatul Mu'min dengan alasan "Faruk merupakan
seorang Islam yang datang dari keturunan Rasulullah SAW. Hassan Al Banna merasa
gelisah mengenai situasi kritis ini.[7]
Pada bulan Dzul
Qa’dah 1346 H yang bertepatan dengan
bulan Maret 1928, Hasan Al-Banna didatangi oleh beberapa orang yang mengaku tertarik
kepribadian dan keuletan dakwahnya. Mereka adalah Hafidz Abdul Hamid, Ahmad
Al-Husyairi, Fuad Ibrahim Ismail Izz, Zaky Al-Maghriby, dan Abdurrahman
Hasbullah. Beberapa orang tersebut menyatakn kesetiaan mereka kepada Al-Banna
dan bermaksud menggabungkan diri ke dalam sebuah perkumpulan yang dipimpinoleh
Hasan Al-Banna. Sebagai bukti kesetian, mereka rela meyumbangkan sebagian harta
kekayaan yang dimiliki demi kepentingan dakwah Islamiyah.[8]
Dengan senang
hati Al-Banna menyambut niat baik mereka. Dari pertemuan tersebut
dimusyawarahkanlah nama sebuah organisasi, yang pada akhirnya disepakati
menggunakan nama Ikhwanul Muslimin. Dengan nama tersebut dimaksudkan agar
mereka dapat bersatu padu dalam sebuah ikatan tali persaudaraan yang
semata-mata untuk mengabdi kepada islam. Dalam bukunya, Hassan Al Banna
mengakui bahwa keputusannya mendirikan Jamaah Ikhwanul Muslimin merupakan
manifestasi dari sikap beliau dan sahabat yang anti terhadap kejahilan Ummat
Islam. Beliau menganggap bahwa masjid dan khutbah saja tidak cukup untuk
menyelesaikan masalah penyakit umat ini.
Dari segi
bahasa, Ikhwanul Muslimin berasal dari dua lafal yaitu al-ikhwan yang merupakan
jama’ dari al-akh “saudara atau persaudaraan” dan al-Muslimin yang merupakan
bentuk jama’ dari Muslim “orang-orang
yang beragama Islam atau orang-orang yang berserah diri, patuh, dan
tunduk kepada Allah agar selamat dan sejahtera di dunia dan di akhirat”
(Makluf, 1986: 5 dan Munawir, 1984: 13 ).[9]
Adapun Pimpinan
Ikhwanul Muslimin disebut Mursyid 'Am atau Ketua Umum. Adapun tugas dari
Mursyid 'Am adalah untuk mengatur organisasi Ikhwanul Muslimin di seluruh
dunia. Berikut ini adalah daftar Mursyid 'Am yang pernah memimpin Ikhwanul
Muslimin:[10]
1. Hassan al-Banna (حسن البنا) (1928 - 1949)
2. Hassan al-Hudhaibi (حسن الهضيبي) (1949 - 1972)
3. Umar at-Tilmisani (عمر التلمساني)
(1972 - 1986)
4. Muhammad Hamid Abu Nasr (محمد حامد أبو النصر) (1986 - 1996)
5. Mustafa Masyhur (مصطفى مشهور) (1996 - 2002)
6. Ma'mun al-Hudhaibi (مأمون الهضيبي)
(2002 - 2004)
7. Muhammad Mahdi Akif (محمد المهدى عاكف) (2010 - 2004 -
8. Muhammad Badie (2010 - )
Adapun landasan
dari Ikhwanul Muslimin seperti pemikiran al-Banna, yaitu :[11]
1. Allah tujuan kami (Allahu ghayatuna)
2. Rasulullah teladan kami (Ar-Rasul
qudwatuna)
3. Al-Qur'an landasan hukum kami (Al-Quran
dusturuna)
4. Jihad jalan kami (Al-Jihad sabiluna)
5. Mati syahid di jalan Allah cita-cita
kami yang tertinggi (Syahid fiisabilillah asma amanina)
Mereka
berdakwah kepada Allah. Komitmen dengan firman Allah Taala,“Serulah mereka ke
jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik” (An-Nahl:125)
Walaupun
begitu, Ikhwanul Muslimin tetap mengikuti perkembangan teknologi dan tidak
meninggalkannya. Sebagai organisasi Islam moderat, Ikhwanul Muslimin diterima
oleh segala lapisan dan pergerakan. Ikhwanul Muslimin menekankan adaptasi Islam
terhadap era globalisasi. Pemikiran dan pergerakan Ikhwanul Muslimin mencakup
delapan aspek yang mencerminkan luasnya cakupan Islam sebagai ideologi yang
mereka anut, yaitu Dakwahsalafiyah (dakwah salaf), Thariqah sunniyah (jalan
sunnah), Hakikat shufiyah (hakikat sufi), Hai'ah siyasiyah (lembaga politik),
Jama'ah riyadhiyah (kelompokolahraga), Rabithah 'ilmiyah tsaqafiah (ikatan
ilmiah berwawasan), Syirkah iqtishadiyah (perserikatan ekonomi), dan Fikrah
ijtima'iyah (pemikiran sosial).
C. Periode perkembangan Ikhwanul Muslimin[12]
1. Perkembangan 1930-1948
Pada tahun
1930, Anggaran Dasar Ikhwanul Muslimin dibuat dandisahkan pada Rapat Umum
Ikhwanul Muslimin pada 24 September1930. Pada tahun 1932, struktur administrasi
Ikhwanul Muslimin disusun dan pada tahun itu pula, Ikhwanul Muslimin membuka
cabang di Suez, Abu Soweirdan al-Mahmoudiya. Pada tahun 1933, Ikhwanul Muslimin
menerbitkan majalah mingguan yang dipimpin oleh Muhibuddin Khatib.
Kemudian pada
tahun 1934, Ikhwanul Muslimin membentuk divisi Persaudaraan Muslimah. Divisi
ini ditujukan untuk para wanita yang ingin bergabung ke Ikhwanul Muslimin. Walaupun
begitu, pada tahun 1941gerakan Ikhwanul Muslimin masih beranggotakan 100 orang,
hasil seleksi dari Hassan al-Banna. Pada tahun 1948, Ikhwanul Muslimin turut
serta dalam perang melawan Israel di Palestina. Saat organisasi ini sedang
berkembang pesat, Ikhwanul Muslimin justru dibekukan oleh Muhammad Fahmi
Naqrasyi, Perdana Menteri Mesir tahun 1948. Berita penculikan Naqrasyi di media
massa tak lama setelah pembekuan Ikhwanul Muslimin membuat semua orang curiga
pada gerakan Ikhwanul Muslimin.
2. Perkembangan 1950-1970
Pada tahun pada
12 Februari 1949 pendiri Ikhwanul Muslimin, Hassan al-Banna meninggal dunia
karena dibunuh. Kemudian, tahun 1950, pemerintah Mesir merehabilitasi
organisasi Ikhwanul Muslimin. Pada saat itu, parlemen Mesir dipimpin oleh
Mustafa an-Nuhas Pasha. Parlemen Mesir menganggap bahwa pembekuan Ikhwanul
Muslimin tidak sah dan inkonstitusional. Ikhwanul Muslimin pada tahun 1950
dipimpin oleh Hasan al-Hudhaibi. Kemudian, tanggal 23 Juli 1952, Mesir dibawah
pimpinanMuhammad Najib bekerjasama dengan Ikhwanul Muslimin dalam rencana
menggulingkan kekuasaan monarki Raja Faruk pada Revolusi Juli. Tapi, Ikhwanul
Muslimin menolak rencana ini, dikarenakan tujuan Revolusi Juli adalah untuk
membentuk Republik Mesir yang dikuasai oleh militer sepenuhnya, dan tidak
berpihak pada rakyat. Karena hal ini, Jamal Abdul Nasir menganggap gerakan
Ikhwanul Muslimin menolak mandat revolusi. Sejak saat ini, Ikhwanul Muslimin
kembali dibenci oleh pemerintah.
3. Perkembangan 1970-sekarang
Ketika Anwar Sadat
mulai berkuasa, anggota Ikhwanul Muslimin yang dipenjara mulai dilepaskan.
Menggantikan Hudhaibi yang telah meninggal pada tahun 1973, Umar Tilmisani
memimpin organisasi Ikhwanul Muslimin. Umar Tilmisani menempuh jalan moderat
dengan tidak bermusuhan dengan penguasa. Rezim Hosni Mubarak saat ini juga
menekan Ikhwanul Muslimin, dimana Ikhwanul Muslimin menduduki posisi sebagai
oposisi di Parlemen Mesir.
D. Pemikiran-pemikiran Ikhwanul Muslimin
Ikhwanul
Muslimin merupakan sebuah organisasi Islam berlandaskan ajaran Islam. Bisa
dilihat dari pemikiran utama Ikhwanul Muslimin berikut. Ia merupakan salah satu
jamaah dari beberapa jamaah yang ada pada umat Islam, yang memandang bahwa
Islam adalah dien yang universal dan menyeluruh, bukan hanya sekedar agama yang
mengurusi ibadah ritual (salat, puasa, haji,zakat, dll) saja.
Dalam
perpolitikan di berbagai negara, Ikhwanul Muslimin ikut serta dalam proses
demokrasi sebagai sarana perjuangannya (bukan tujuan), sebagaimana
kelompok-kelompok lain yang mengakui demokrasi. Contoh utamanya adalah Ikhwanul
Muslimin di Mesir yang mengikuti proses pemilu di negara tersebut[13].
1. Al-Ikhwan Berbeda & Menolak Al-Qaeda
Di berbagai
media khususnya media negara-negara Barat, Ikhwanul Muslimin sering
dikait-kaitkan dengan Al-Qaeda. Pada faktanya, Ikhwanul Muslimin berbeda jauh
dengan Al-Qaeda. Ideologi, sarana, dan aksi yang dilakukan oleh Al-Qaeda secara
tegas ditolak oleh pimpinan Ikhwanul Muslimin.Ikhwanul Muslimin lebih mendukung
ide perubahan dan reformasi melalui jalan damai dan dialog yang konstruktif
yang bersandarkan pada al-hujjah (alasan), al-mantiq (logika), al-bayyinah
(jelas), dan ad-dalil (dalil).Kekerasan atau radikalisme bukan jalan perjuangan
Ikhwanul Muslimin, kecuali jika negara tempat Ikhwanul Muslimin berada,
terancam penjajahandari bangsa lain. Inipun, kekerasan di sini sebenarnya lebih
tepat disebut sebagai perlawanan, bukan radikalisme atau kekerasan sebagaimana
yang dilakukan oleh kelompok teroris. Sebagai contoh adalah Hamas yang
merupakan perpanjangan tangan Ikhwanul Muslimin di Palestina. Syekh Ahmad
Yassin pendiri Hamas adalah tokoh Ikhwanul Muslimin.
2. Mengutuk Terorisme
Al-Ikwan
Al-Muslimun mengutuk segala bentuk kriminalitas yang disebut dengan terorisme
di seluruh belahan bumi di dunia Arab dan Islam, sebagaimana di belahan negara
lainnya di dunia, seperti yang telah terjadi di New York dan Washington DC pada
Serangan 11 September 2001. Begitu juga Al-Ikhwan sangan mengecam peristiwa
anarkisme yang terjadi diRiyadh, Bali, Madrid dan lainnya Dengan sangat jelas
Al-Ikhwan mengumumkan bahwa tindakan-tindakan kriminalitas seperti itu sama
sekali tidak didukung oleh Syariat, Agama, dan Undang-undang manapun.
3. Al-Ikhwan Bukan Wahabi
Di berbagai
media, Ikhwanul Muslimin juga sering dikait-kaitkan dengan gerakan Wahabi. Pada
faktanya, antara Al-Ikhwan dengan Wahabi berbeda jauh. Pengkait-kaitan
Al-Ikhwan dengan Wahabi pada dasarnya disebabkan adanya kesamaan nama. Di dalam
sejarah Wahabi di Arab Saudi, mereka memang pernah memiliki pasukan tempur yang
bernama Al-Ikhwan, nama yang sama persis dengan Al-Ikhwan yang di Mesir.
Seorang penulis
bernama Robert Lacey dalam catatan kaki bukunya yang berjudul "Kerajaan
Pertrodolar Saudi Arabia" di halaman 180 sudah mewanti-wanti bahwa
kelompok Al-Ikhwan dari Nejd ini tidak ada kaitannya dan tak boleh
dicampuradukkan dengan Al-Ikhwan Al-Muslimun yang dibentuk di Mesir pada tahun
1930-an dan masih aktif sampai saat ini. Secara pemikiran pun antara Ikhwanul
Muslimin dengan Wahabi saling bertolak belakang. Ikhwanul Muslimin masuk ke
dalam wilayah politik dalam perjuangannya (bahkan membentuk partai politik),
sedangkan Wahabi sebaliknya, yaitu antipati terhadap partai politik.
E. Tujuan dari Ikhwanul Muslimin
Tujuan Ikhwanul
Muslimin adalah mewujudkan terbentuknya :
1. Sosok individu muslim dengan mengacu 10
muwashafat:
a. saliimul 'aqiidah ('aqidah yang selamat)
b. shahihul 'ibadah (ibadah yang shahih)
c. matiinul khuluuq (akhlak yang mantap)
d. qaadirun 'alalkasbi (mampu bekerja)
e. mutsaqaful fikr (berpengetahuan luas)
f. qawiyyul jism (tubuh yang kuat)
g. hafiizhun 'ala waqtihi (sangat menjaga
waktunya)
h. mujahidun li nafsihi (berjihad dengan
dirinya sendiri)
i. munazhamun syu'unihi (teratur urusannya)
j. naafi'un lighirihi (bermanfaat kepada orang
lain)
2. Rumah Tangga islami
a. Didik keluarga dengan cara Islam &
hormat fikrah
b. Dahulukan kewajiban & Tanggungjawab
3. Masyarakat Islami
a. kembang aspek dan budaya Islam dlm msykt
b. Amar Makruf Nahi Munkar
4. Pemerintahan yang Islamiyah
5. Menyatukan perpecahan kaum muslimin dan
negara mereka yang terampas, dengan menyatukan negara-negara Islam
6. Membawa bendera jihad dan da’wah kepada
Allah sehingga dunia mendapatkan ketentraman dengan ajaran-ajaran Islam
F. Ikhwanul Muslimin di Indonesia[14]
Ikhwanul
Muslimin masuk ke Indonesia melalui jamaah haji dan kaum pendatang Arab sekitar
tahun 1930. Pada zaman kemerdekaan, Agus Salimpergi ke Mesir dan mencari dukungan
kemerdekaan. Waktu itu, Agus Salimmenyempatkan untuk bertemu kepada sejumlah
delegasi Indonesia. (Templat:Hassan, M.Z. 1980. Diplomasi Revolusi Indonesia di
Luar Negeri. Bulan Bintang. Jakarta. Hal. 220). Agus Salim, Ketua Delegasi RI,
bersama H. Rasyidi menyampaikan terima kasih bangsa Indonesia kepada Syaikh
Hasan Al-Banna, Mursyid Am Al-Ikhwan Al-Muslimun, yang kuat sekali menyokong
perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Ikhwanul
Muslimin memiliki peran penting dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia. Atas
desakan Ikhwanul Muslimin, negara Mesir (masih dalam status belum sepenuhnya
merdeka - en:Unilateral Declaration of Egyptian Independence, Mesir merdeka
penuh dari Inggris pada tanggal 18 Juni 1953) menjadi negara pertama yang
mengakui secara de facto (bukan de jure) kemerdekaan Republik Indonesia,
setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.. Hal ini akhirnya diikuti oleh
beberapa negara dengan status seperti Mesir dan akhirnya Vatican sebagai negara
berdaulat penuh yang pertama mengakui Indonesia.Dengan demikian, lengkaplah
syarat-syarat sebuah negara berdaulat bagi Republik Indonesia.
Ikhwanul
Muslimin kemudian semakin berkembang di Indonesia setelahMuhammad Natsir
mendirikan partai yang memakai ajaran Ikhwanul Muslimin, yaitu Partai Masyumi.
Partai Masyumi
kemudian dibredel oleh Soekarno dan dilarang keberadaannya. Kemudian pada
Pemilu tahun 1999 berdiri partai yang menggunakan nama Masyumi, yaitu Partai
Masyumi Baru dan Partai Politik Islam Indonesia Masyumi (PPII Masyumi). Selain
itu berdiri juga Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan (PK) yang
sebelumnya banyak dikenal dengan jamaah atau kelompok Tarbiyah. PBB
mendeklarasikan partainya sebagai keluarga besar pendukung Masyumi. Sedangkan
menurut Yusuf Qaradhawi, Partai Keadilan (kini berganti nama menjadi Partai
Keadilan Sejahtera atau PKS) merupakan perpanjangan tangan dari gerakan
Ikhwanul Muslimin Mesir yang mewadahi komunitas terbaik kalangan muda
intelektual yang sadar akan agama, negeri, dunia, dan zamannya. Namun tulisan
ulama yang kini bermukim di Qatar itu belum pernah mendapat konfirmasi dari
para pengurus DPP PKS. Jika dilihat dari Piagam Deklarasi PKS dan AD/ART PKS,
PKS tidak pernah menyebutkan hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin.
Selain
partai-partai di atas, ada juga ormas Islam di Indonesia yang terinspirasi dari
Ikhwanul Muslimin ini, paling tidak itu terlihat dari nama ormas tersebut.
Ormas yang dimaksud, antara lain adalah Parmusi (Persaudaraan Muslimin
Indonesia) yang berafiliasi ke PPP, dan Ikhwanul Muslimin Indonesia(IMI). Parmusi
saat ini diketuai oleh Bachtiar Chamsyah. Sedangkan IMI yang dideklarasikan di
Depok pada tahun 2001, diketuai oleh Habib Husein Al Habsyi.
Lalu pada
Pemilu tahun 2004, Partai Masyumi Baru dan PPII Masyumi tidak dapat mengikuti
pemilu lagi karena tidak lolos electoral threshold. Partai Masyumi Baru
bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). PBB masih dapat terus
mengikuti pemilu. Sedangkan PK mengikuti Pemilu 2004 setelah berganti nama
menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Setelah pemilu 2004, PBB hampir tidak
bisa mengikuti pemilu 2009 karena tidak lolos electoral threshold. Pada
akhirnya PBB bisa mengikuti pemilu 2009 sebagaimana PKS dan PPP yang masih
dapat terus mengikuti pemilu 2009 karena lolos electoral threshold.
Jadi secara
umum, Ikhwanul Muslimin cukup banyak memberikan inspirasi pada
organisasi-organisasi di Indonesia. Namun tidak jelas mana yang benar-benar
berhubungan secara resmi dengan Ikhwanul Muslimin di Mesir.
Jika diringkas,
organisasi di Indonesia yang terinspirasi dari Ikhwanul Muslimin antara lain:
1. Partai Masyumi
2. Persaudaraan Muslimin Indonesia
3. Partai Masyumi Baru (1998)
4. Partai Politik Islam Indonesia Masyumi
(1998)
5. Partai Bulan Bintang (1998)
6. Partai Keadilan (1998)
7. Ikhwanul Muslimin Indonesia (2001)
8. Partai Keadilan Sejahtera (2002)
IV. KESIMPULAN
Hasan Al-Banna
lahir tahun 1906 di desa Mahmudiyah kawasan Buhairah Mesir. Ayahnya bernama
Syekh Ahmad Abdurrahman al-Banna adalah seorang ulama fiqih dan ahli hadits.
Masa hidup al-Banna tidak lama, yaitu hanya 43 tahun. Ia dibunuh pada 12 Februari 1949 oleh polisi
Mesir, atas perintah Raja Farouk I.
Hassan Al Banna
mengakui bahwa keputusannya mendirikan Jamaah Ikhwanul Muslimin merupakan
manifestasi dari sikap beliau dan sahabat-sahabatnya yang anti terhadap
kejahilan Ummat Islam.
Adapun Periode
perkembangan Ikhwanul Muslimin dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Perkembangan 1950-1970
2. Perkembangan 1930-1948
3. Perkembangan 1970-sekarang
Pemikiran-pemikiran
Ikhwanul Muslimin :
1. Al-Ikhwan Berbeda & Menolak
Al-Qaeda
2. Mengutuk Terorisme
3. Al-Ikhwan Bukan Wahabi
Adapun tujuan
dari Ikhwanul Muslimin adalah :
1. Sosok individu muslim dengan mengacu 10
muwashafat
2. Rumah Tangga islami
3. Masyarakat Islami
4. Pemerintahan yang Islamiyah
5. Menyatukan perpecahan kaum muslimin dan
negara mereka yang terampas, dengan menyatukan negara-negara Islam
6. Membawa bendera jihad dan da’wah kepada
Allah sehingga dunia mendapatkan ketentraman dengan ajaran-ajaran Islam
secara umum,
Ikhwanul Muslimin cukup banyak memberikan inspirasi pada organisasi-organisasi
di Indonesia. Namun tidak jelas mana yang benar-benar berhubungan secara resmi dengan
Ikhwanul Muslimin di Mesir.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jabari,
Abdul Muta’al. 1986. Pembunuhan Hasan al-Banna. ____: Pustaka.
Mahrus, Syamsul
Kurniawan & Erwin. 2013. Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam.
Yogyakarta :
Ar-Ruzz Media.
Mohammad, Herry
dkk. 2006. Tokoh-tokoh Islam Yang berbengaruh Abad 20. Jakarta :
Gema Insani.
www.al-ikhwan.net,
diambil pada tanggal 28 Sep. 14 , pukul 12.45 WIB
http://assunnah.cjb.net,
diambil pada tanggal 28 Sep. 14 , pukul 12.45 WIB
http://Hidayatullah.com.htm
, diambil pada tanggal 29 September 14 pukul 21.00 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Ikhwanul_Muslimin,diambil
pada tanggal 28 Sep. 14 , pukul
12.45 WIB
Water Hack Burns 2lb of Fat OVERNIGHT
BalasHapusAt least 160 thousand men and women are losing weight with a simple and secret "liquid hack" to burn 1-2 lbs each and every night while they sleep.
It is painless and works with everybody.
Just follow these easy step:
1) Hold a clear glass and fill it up with water half the way
2) And now learn this crazy HACK
and you'll become 1-2 lbs lighter the very next day!